Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor)
Home » Daftar Isi » Komponen Elektronika » Resistor » Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor)
Berdasarkan nilai resistasinya resistor dibagi menjadi dua yaitu, resistor tetap (fixed resistor) dan resistor tidak tetap (variable resistor).
Resistor Varabel (Variable Resistor) adalah resistor yang nilai resistansinya bisa berubah-ubah atau tidak tetap (variabel), resistor jenis ini dapat berubah nilai resistansinya apabila menerima beberapa faktor penyebab diantaranya adalah;
Potensiometer adalah jenis resistor variabel yang mempunyai dua sampai tiga terminal bahkan lebih dan dapat diubah nilai resistansinya dengan cara diputar (rotary potentiometer), digeser (slider potentiometer) ataupun ditrim (trimmer potentiometer).
Pada generasi pertama potensiometer ini terbuat dari kawat dan memiliki bentuk yang cukup besar. Seiring dengan perkembangan jaman potensiometer dibuat dengan ukuran yang kecil tetapi memiliki resistansi yang besar yaitu dengan menggunakan bahan karbon.
Perubahan resistansi pada potensiometer terbagi menjadi 2, yakni linier dan logaritmis. Yang dimaksud dengan perubahan secara linier adalah perubahan nilai resistansinya sebanding dengan arah putaran pengaturnya. Sedangkan, yang dimaksud dengan perubahan secara logaritmis adalah perubahan nilai resistansinya berdasarkan perhitungan logaritmik (logarithmic calculation).
Potensiometer logaritmis memiliki perubahan resistansi yang unik karena nilai maksimal dari resistansi diperoleh ketika sampai pada setengah putaran. Sedangkan, nilai minimal diperoleh saat pengaturnya berada pada titik nol atau titik maksimal putaran.
Untuk dapat mengetahui apakah potensiometer tersebut linier atau logaritmis, dapat dilihat huruf yang tertera di bagian badannya.
Standar Amerika
Dibawah ini adalah beberapa contoh produk potensiometer putar logaritmis;
Potensiometer putar adalah resistor variabel yang perubahan nilai resistansinya dapat dilakukan dengan cara diputar pada tangkainya yang terhubung dengan poros potensiometer putar, untuk melakukan pengaturan posisi terminal tengah terhadap bahan karbon yg terdapat didalam potensiometer putar.
Potensiometer geser adalah resistor variabel yang perubahan nilai resistansinya dapat dilakukan dengan cara digeser pada tangkainya, untuk melakukan pengaturan posisi salah satu terminal dengan bahan karbon yang terdapat didalam potensiometer geser.
Komponen Elektronika yang peka dengan suhu ini pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan inggris yang bernama Michael Faraday pada 1833. Termistor yang ditemukan Michael Faraday merupakan Termistor jenis NTC (Negative Temperature Coefficient). Michael Faraday menemukan adanya penurunan resistansi (hambatan) yang signifikan pada bahan Silver Sulfide ketika suhu dinaikkan. Namun Termistor komersil pertama yang dapat diproduksi secara massal adalah Thermistor yang ditemukan oleh Samuel Ruben (seorang ilmuwan yang berasal dari Amerika Serikat) pada tahun 1930.
Samuel Ruben adalah orang yang mendapat hak paten di Amerika Serikat dengan nomor #2.021.491 atau sebagai penemu Termistor. Termistor bisa dibuat dalam bentuk yang berbeda-beda, bergantung pada rangkaian elektronika yang akan diukur temperatur suhunya. Dalam sebuah rangkaian elektronika Termistor disimbolkan dengan huruf TH.
Fungsi dari Termistor adalah sebagai pungukur suhu, karena termistor merupakan sebuah komponen elektronika jadi termistor harus diaplikasikan kepada suatu rangkaian elektronika terlebih dahulu untuk dapat mengukur temperatur suhu yang berada disekitar termistor tersebut (sekitar rangkaian elektronika tersebut).
NTC (Negative Temperatur Coefficient)
NTC merupakan termistor yang mempunyai koefisien negatif, dimana nilai resistansi NTC akan turun apabila ada perubahan suhu naik yang mengenai komponen NTC tersebut. Termistor ini terbuat dari logam oksida yaitu dari serbuk yang halus kemudian dikompress dan disinter pada temperatur yang tinggi. Kebanyakan material penyusun termistor mengandung unsur – unsur seperti O3,Cu2 O, Mn2 O3, NiO,CO2, Fe2 O3 TiO2, dan U2 O3. Oksida-oksida tersebut sebetulnya mempunyai resistivitas/resistansi yang cukup tinggi, akan tetapi bisa diubah menjadi semikonduktor dengan menambahkan beberapa unsur lain (sedikit ion-ion lain).
PTC (Positive Temperatur Coefficient)
PTC merupakan termistor dengan koefisien yang positif, dimana nilai resistansi PTC akan naik apabila ada perubahan suhu naik yang mengenai komponen PTC tersebut.
Termistor PTC memiliki perbedaan dengan NTC antara lain;
Berikan Nilai untuk artikel ini
Resistor tidak tetap (variable resistor) |
Resistor Varabel (Variable Resistor) adalah resistor yang nilai resistansinya bisa berubah-ubah atau tidak tetap (variabel), resistor jenis ini dapat berubah nilai resistansinya apabila menerima beberapa faktor penyebab diantaranya adalah;
- faktor campur tangan manusia
- faktor perubahan intensistas cahaya
- faktor perubahan suhu
Macam-macam Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor)
Beberapa macam resistor variabel ini diantaranya;
Potensiometer (Potentiometer)
Potensiometer adalah jenis resistor variabel yang mempunyai dua sampai tiga terminal bahkan lebih dan dapat diubah nilai resistansinya dengan cara diputar (rotary potentiometer), digeser (slider potentiometer) ataupun ditrim (trimmer potentiometer).
Pada generasi pertama potensiometer ini terbuat dari kawat dan memiliki bentuk yang cukup besar. Seiring dengan perkembangan jaman potensiometer dibuat dengan ukuran yang kecil tetapi memiliki resistansi yang besar yaitu dengan menggunakan bahan karbon.
Perubahan resistansi pada potensiometer terbagi menjadi 2, yakni linier dan logaritmis. Yang dimaksud dengan perubahan secara linier adalah perubahan nilai resistansinya sebanding dengan arah putaran pengaturnya. Sedangkan, yang dimaksud dengan perubahan secara logaritmis adalah perubahan nilai resistansinya berdasarkan perhitungan logaritmik (logarithmic calculation).
Potensiometer logaritmis memiliki perubahan resistansi yang unik karena nilai maksimal dari resistansi diperoleh ketika sampai pada setengah putaran. Sedangkan, nilai minimal diperoleh saat pengaturnya berada pada titik nol atau titik maksimal putaran.
Untuk dapat mengetahui apakah potensiometer tersebut linier atau logaritmis, dapat dilihat huruf yang tertera di bagian badannya.
Potensiometer putar Linier dan Logaritmis |
- Jika huruf A, maka potensiometer tersebut linier
- Jika tertera huruf B, maka potensiometer tersebut logaritmis.
- Jika huruf A, maka potensiometer tersebut logaritmis
- Jika tertera huruf B, maka potensiometer tersebut linier.
Dibawah ini adalah beberapa contoh produk potensiometer putar logaritmis;
Potensiometer Putar (Rotary Potentiometer)
Potensiometer Geser (Slide Potentiometer)
Potensiometer Trimmer (Trimmer Potentiometer)
Potensiometer jenis ini biasa disebut dengan trimpot, untuk merubah nilai resistansinya dengan cara diputar pada bagian porosnya dengan bantuan obeng kecil.
Simbol Potensiometer (Potentiometer Symbol)
Simbol potensiometer standar IEC |
Simbol resistor preset standar IEC |
Simbol trimpot standar IEC |
Simbol rheostat standar IEC |
LDR (Light Dependent Resistor)
LDR (Light Dependent Resistor) kadangkala disebut Photo Resistor adalah jenis resistor variabel yang nilai resistansinya dapat berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya yang mengenai sebuah LDR. Nilai resistansi sebuah LDR akan turun apabila intensistas cahaya yang mengenainya bertambah (cahaya sekitar semakin terang), sebaliknya nilai resistansi sebuah LDR akan naik apabila intensistas cahaya yang mengenainya turun (cahaya sekitar semakin gelap). Dalam kondisi gelap nilai resistansi sebuah LDR dapat mencapai nilai yang tinggi hingga 1 Mega ohm. LDR terbuat dari bahan Kadmium Sulfida (CdS) dan Kadmium Selenida (CdSe).
Termistor (Thermistor) (NTC dan PTC)
Termistor (Inggris: thermistor/Thermal Resistor) menurut istilah adalah alat atau komponen atau sensor elektronika yang dipakai untuk mengukur suhu. Prinsip dasar dari termistor adalah perubahan nilai tahanan (resistance) jika suhu atau temperatur yang mengenai termistor ini berubah.
Dapat diartikan termistor adalah resistor variable yang nilai resistansinya dapat berubah ketika ada perubahan temperatur yang mengenai termistor tersebut.
Berdasarkan perubahan nilai resistansinya termistor dibagi menjadi dua yaitu, NTC dan PTC.
Dapat diartikan termistor adalah resistor variable yang nilai resistansinya dapat berubah ketika ada perubahan temperatur yang mengenai termistor tersebut.
Berdasarkan perubahan nilai resistansinya termistor dibagi menjadi dua yaitu, NTC dan PTC.
Komponen Elektronika yang peka dengan suhu ini pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan inggris yang bernama Michael Faraday pada 1833. Termistor yang ditemukan Michael Faraday merupakan Termistor jenis NTC (Negative Temperature Coefficient). Michael Faraday menemukan adanya penurunan resistansi (hambatan) yang signifikan pada bahan Silver Sulfide ketika suhu dinaikkan. Namun Termistor komersil pertama yang dapat diproduksi secara massal adalah Thermistor yang ditemukan oleh Samuel Ruben (seorang ilmuwan yang berasal dari Amerika Serikat) pada tahun 1930.
Samuel Ruben adalah orang yang mendapat hak paten di Amerika Serikat dengan nomor #2.021.491 atau sebagai penemu Termistor. Termistor bisa dibuat dalam bentuk yang berbeda-beda, bergantung pada rangkaian elektronika yang akan diukur temperatur suhunya. Dalam sebuah rangkaian elektronika Termistor disimbolkan dengan huruf TH.
Fungsi Termistor
Jenis-jenis Termistor
NTC merupakan termistor yang mempunyai koefisien negatif, dimana nilai resistansi NTC akan turun apabila ada perubahan suhu naik yang mengenai komponen NTC tersebut. Termistor ini terbuat dari logam oksida yaitu dari serbuk yang halus kemudian dikompress dan disinter pada temperatur yang tinggi. Kebanyakan material penyusun termistor mengandung unsur – unsur seperti O3,Cu2 O, Mn2 O3, NiO,CO2, Fe2 O3 TiO2, dan U2 O3. Oksida-oksida tersebut sebetulnya mempunyai resistivitas/resistansi yang cukup tinggi, akan tetapi bisa diubah menjadi semikonduktor dengan menambahkan beberapa unsur lain (sedikit ion-ion lain).
PTC (Positive Temperatur Coefficient)
PTC merupakan termistor dengan koefisien yang positif, dimana nilai resistansi PTC akan naik apabila ada perubahan suhu naik yang mengenai komponen PTC tersebut.
Termistor PTC memiliki perbedaan dengan NTC antara lain;
- Koefisien temperatur dari thermistor PTC bernilai positif hanya pada interfal suhu tertentu, sehingga diluar interval tersebut akan bernilai nol atau negatif.
- Nilai dan koefisien temperatur dari termistor PTC jauh lebih besar dari pada termistor NTC.
Berikan Nilai untuk artikel ini
Terimakasih sudah membaca artikel Kami, jangan lupa klik suka, bagikan, kirim dan tinggalkan komentar dibawah,,,, :)
#kasiangempi
BalasHapusGUE MASIH STAY DISINI ANJ
BalasHapusMoshi Moshi
BalasHapusSiip
BalasHapusawokaowkaowk
BalasHapusHH notok e
BalasHapus